Prostitusi Remaja di kota Bandung?

Prostitusi RemajaBANDUNG | RAKYAT DEMOKRASI – Bagi sebagian ABG (Anak Baru Gede) mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah “Nit Not” atau “do-re-mi”, sebuah bahasa yang diartikan sebagai “berburu cowok”. Tentu saja, mereka menghindari bahasa umum dan menggantinya dengan bahasa gaul yang tidak biasa dan hanya dimengerti komunitas mereka.

Para ABG yang rata­-rata masih pelajar setingkat SMP dan SMA begitu bubar jam sekolah, tidak terus pulang menuju rumah. Dengan pakaian seragam ketat yang melekat ditubuhnya, mereka meluncur ke pusat-pusat pertokoan terkenal, mall dan pusat-pusat keramaian lainnya. Di tempat seperti itulah mereka “ngeceng”.

"Nit Not, yuk!" ajak Dewi pada Persik ketika bubar jam sekolah. Lantas dengan pakaian seragam sekolah yang masih menempel ketat di badan, di toilet mereka ganti pakaian seragam dengan pakaian “gaul” yang sudah dipersiapkannya sebelum berangkat sekolah. Sudah jadi rahasia umum jika akhir-akhir ini, banyak pelajar atau ABG yang berkeluyuran di pusat­-pusat keramaian (pertokoan) mencari "mangsa" lelaki hidung belang. Ini tidak hanya berlaku di kota Bandung saja. tapi juga merambah ke kota besar lainnya.

Kurangnya perhatian orang tua, pola hidup bebas, konsumerisme ditambah alat bantu teknologi berupa telpon genggam (HP) yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka merupakan penyebab prostitusi remaja semakin meningkat. Alasan klise sempat pula dilontarkan mereka, terjun ke dunia pergaulan seks bebas ini karena motif balas dendam, nonton blue film (BF), atau sakit hati oleh mantan pacar, dan beribu alasan lainnya.

Namun lepas dari semua itu, kenyataannya gejala tersebut semakin meluas. Banyak kasus membuktikan pergaulan bebas menjurus seks bebas semakin terang-­terangan. Kalau Anda seorang yang suka jalan di malam hari, tidak aneh apabila kebetulan meluncur melintasi sepanjang jalan Asia Afrika, jln. Jend. Sudirman, Jln. Oto Iskandar Di Nata, jln. Dewi Sartika, sekitar Alun-alun, jln. ABC, jln. Naripan, dan jln. Banceuy banyak ditemui para "penjaja cinta sesaat" agresif menawarkan dirinya.

Di malam hari, di malam­-malam tertentu, mereka memenuhi sekitar jalan Braga. Jalan Braga merupakan sebuah jalan penuh peristiwa bersejarah yang turut mengantarkan sejumlah negara Asia dan Afrika ke gerbang kemerdekaan melalui Konferensi Asia Afrika yang diadakan di kota ini pada tahun 1955. Di sisi lain, munculnya tempat-tempat hiburan malam di kawasan ini membuat Jalan Braga kadang dianggap negatif. Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat “mangkal”para wanita malam. Bagi lelaki hidung belang, para wanita malam ini yang sebagian besar ABG tidak hanya menambah indah pemandangan kota tapi juga siap beraksi untuk menyalurkan hasrat seksualnya.

Lain lagi di jalan Oto Iskandar Di Nata, sepanjang Pasar Baru, mereka tidak “nangkring” di dalam atau duduk-­duduk di kap mobil yang diparkir seperti di jln.Braga, tapi di atas “benong” alias becak. Kalau ada razia, becak itupun langsung “ngacir” menyelamatkan “barang” dagangannya. Nah, sejauh mana pergaulan bebas para ABG (pelajar) ini, karena kalau dilihat hampir di sepanjang jalan-jalan protokol khususnya di kawasan yang banyak menyajikan hiburan malam, mulai pukul 20.00 WIB hingga dinihari, karena mereka para ABG nyata-nyata telah terang-terangan menjajakan seks bebas. (ersum(GS)/s.whn/RD)

STOP FREE SEX STOP HIV

8 pemikiran pada “Prostitusi Remaja di kota Bandung?

  1. .aduh generasi muslim dan anak bangsa sekarang MENYEDIHKAN,nanti juga ada saatnya para anak muda merasakan hal tersebut jika sudah saatnya,tanpa harus mengorbankan harga diri

  2. aDUH SEDIH SEKALI SEKALIGUS SENANG JIKA MELIHAT ABG NYA YANG BUKA PAHA TINGGI-2 ALIAS BUPATI ATAU SEKWILDA ATAU SEKITAR WILAYAH DADA, AKHIR NYA AKU PENGEN MEETING DI POLDA ALIAS MIJIT YANG PENTING2 JEMPOL NAIK KE DADA DEH HE HE HE

  3. Klu aku melihat dr sdt pandang yg berbedah. Emang d bdg para abg berkeliaran. Itu karna krng kontrol aja dr ortunya. Terlaju percaya dgn kt anak2nya. Yg bikin alasan bljr kelompoklah dsb.

  4. sebenarnyah prostitusi itu haram buat yg ga mampu,,tpy halal buat yg mampu,,,,ginih yah,menurut saya sih”..kalo prostitusi modal kerja yg ibarat kata”mau gimana lgy yg penting bisa nyambung hidup…..tpy lebih miris lgy kalo prostitusi korupsi n preman negara”yg suka main tikung uang negara dan me nilang dgn ancaman denda,,dan minta bayar denda tilank kirim lewat rekenink,,mmmmmm gue pernah ngalamin.sbg rakyat saya mrasa sedih…..slank”kupu2 liarku”.

Tinggalkan Balasan ke Sally Batalkan balasan